Sunday, September 6, 2015

Saya, Euis Marlina, Adalah Spesial

Saya sangat spesial karena saya berbeda dengan siapa pun di muka bumi ini. Saya lahir tanggal 19 November. Bapak saya Muslih. Ibu saya Anih. Walau bapak saya hanya lulusan Sekolah Rakyat (SR) dan ibu saya lulusan Sekolah Dasar (SD), mereka adalah guru kehidupan terbaik saya.

Sejak kecil saya suka ikut Bapak untuk belanja pakaian ke Kota Tasikmalaya. Bapak saya pedagang pakaian. Bahkan saat jadwal sekolah pun saya bela-belain ijin karena ingin ikut Bapak belanja. Saya suka duduk di paling depan saat naik bis biar enak lihat kemanapun, dan Bapak suka cerita selama di perjalanan menuju Tasikmalaya. Maklum dari desa ke kota sekitar 4 jam an. Desa kelahiran saya termasuk Desa Tertinggal saat itu. Listrik pun baru masuk desa saya saat saya kelas 2 SMP.

Ketika SD, saya selalu masuk rangking 5 besar. Alhamdulillah, saat kelas 5 SD saya dan satu teman dari kecamatan lain, berkesempatan ikut acara Gelar Anak Nusantara di Bandung selama seminggu, mewakili Kabupaten Tasikmalaya. Saya terpilih setelah melakukan seleksi tingkat kecamatan dan kabupaten. Saat itu, saya pun berkesempatan untuk berkunjung ke Gedung Sate dan IPDN untuk pertama kalinya. Senang sekali bisa melihat proses pembuatan pesawat dan juga masuk ke pesawat (walaupun tidak sampai terbang he...he...).

Lulus SD saya hijrah ikut kakak ke Parigi, Ciamis (sekarang masuk Kabupaten Pangandaran) untuk melanjutkan Sekolah ke MTs (setingkat SMP). Sekolah saya dibiayai kakak dan setiap pulang sekolah jaga tokonya kakak. 

Setelah lulus MTs, saya melanjutkan ke MAN dan tinggal di Pondok Pesantren. Saya juga aktif di kegiatan Pramuka, sehingga pernah terpilih menjadi Pradani (sebutan untuk ketua Pramuka perempuan di tingkat SMA). Pernah jadi pengurus OSIS juga.

Pertimbangan biaya, membuat saya masuk LPK dulu setahun di Jogja. Setelah selesai LPK dan sudah mendapatkan kerja di Toko Komputer, saya pun melanjutkan kuliah di Universitas Teknologi yogyakarta (UTY) jurusan Teknik Informatika. Bertahan 2 tahun kerja di Toko Komputer sambil kuliah, akhirnya saya memutuskan keluar dan memilih menjadi asisten praktikum di kampus untuk beberapa matakuliah. Sempat terpilih mewakili UTY untuk lomba mahasiswa berprestasi tingkat DIY, tapi sayang saat waktunya lomba tidak jadi ikut karena saat itu bertepatan dengan bencana Gempa Jogja, dan saya sedang pulang kampung. Pemberitahuan perubahan jadwal lomba tidak sampai ke saya, karena saat itu di kampung saya masih belum ada sinyal HP. Jadi saya tidak bisa dihubungi. Pengalaman lainnya, saya pernah menjadi asisten praktikum di UII selama satu semester.

Alhamdulillah, 3,5 tahun saya lulus S1 dan langsung diterima kerja di UTY di bagian Sistem Informasi sebagai programmer. Saya pun berkesempatan menjadi dosen di kelas reguler dan weekend di UTY. Selama 14 bulan saya bekerja sebagai programmer di UTY, karena setelah itu saya lolos CPNS sebagai Laboran Broadcasting di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dengan posisi saya sebagai Laboran Broadcasting, saya mendapatkan kesempatan untuk kuliah lagi di Sekolah Tinggi Multimedia "MMTC" jurusan Penyiaran. Dunia programming akhirnya saya tinggalkan dan fokus mempelajari dunia broadcasting radio dan TV juga fotografi karena tanggung jawab saya sebagai pengelola Lab. broadcasting ini.

Tahun 2013, saya dipertemukan dengan sebuah bisnis yang menurut saya berbeda. Ya, sebenarnya saya tertarik karena leadernya yang mempunyai filosifi bisnis Berkah, Berlimpah, MANFAAT dan filosofi merekrut yaitu membukakan pintu rezeki orang lain. Ya, leader itu adalah mba Astriani Karnaningrum (menantu Pak Amin Rais) yang saat itu sudah menjadi Diamond Director di Oriflame. Seorang dokter gigi yang akhirnya memutuskan menggantungkan jas dokternya karena kecintaan pada buah hatinya, dan memilih bekerja dari rumah dengan menjalankan bisnis Oriflame. Akhirnya saya pun bergabung di bisnis Oriflame, padahal belum tahu sama sekali produknya apa aja, saya hanya dikenalkan oleh Mba Astri dengan susu Nutrishake yang kebetulan saat itu saya juga butuh untuk nurunin berat badan. 

Dua tahun sudah saya berada di bisnis Oriflame. Dan semakin merasakan MANFAAT-nya yaitu perubahan yang lebih baik pada kehidupan saya. Khususnya dalam perubahan mind set menjadi lebih positif dan jadi berani bermimpi besar. Selalu semangat untuk belajar dan bertumbuh. Jadi tahu Ippho Santosa, Jamil Azzaini, Arif Rh, Krisna Murti. Bersyukur saya berada di group d'BCN yang selalu mengajarkan tidak pelit ilmu. Training hampir setiap hari secara online dan ada juga yang offline. Saya sudah sampai ke level Manager 15%, dan terus semangat untuk mendaki Success Plan-nya Oriflame yang luar biasa. Luar biasa karena bisnis ini bisa diwariskan. 

Yang paling membahagiakan adalah saat saya bisa ketemu dengan orang-orang baru dan menjadi rekan kerja MANFAAT saya (downline), dan bisa membantu mereka untuk merasakan juga hasil dan MANFAAT dari bisnis ini. Ibu rumah tangga, pekerja kantoran, mahasiswa, siswa itu semua ada di jaringan saya. Senang rasanya saat anak-anak muda ini mulai belajar mandiri mendapatkan penghasilan, setidaknya untuk jajan dia sendiri, apalagi sampai bisa ngasih sesuatu pada orang tuanya. Tak terkira bahagianya. Dan saya telah memilih bisnis ini untuk karir saya di masa depan, karena melalui bisnis inilah saya bisa ikut membantu membuka lapangan kerja bagi mereka yang membutuhkan tambahan penghasilan.  

Dan kini saya punya impian baru, yaitu menyebarkan virus positif untuk nyetatus cantik di Facebook, agar setiap status itu memberikan MANFAAT bagi orang lain. Dan saya sedang belajar ini ke Teh Indari Mastuti. Karena saya yakin kemampuan menulis akan meningkatkan bisnis.

Saya memang benar-benar spesial karena saya yakin tidak ada satu pun orang yang memiliki pengalaman hidup persis dengan saya. Terima kasih ya Allah.

Yogyakarta, 7 September 2015, jam 4.21

No comments:

Post a Comment